Intisari-Online.com- Beberapa waktu lalu, ada pemandangan tidak biasa di desa Cishan di Provinsi Jiangxi, China.
Sekitar 500 peti mati berbagai bentuk dijejerkan di sebuah tanah lapang. Sementara ratusan manula menyaksikannya.
Bukan untuk dikuburkan, tetapi peti mati itu dihancurkan dengan menggunakan sebuah buldozer.
Penghancuran mati itu diperintahkan oleh pejabat berwenang di desa tersebut.
Rencananya kayu dari peti mati itu akan digunakan sebagai tenaga listrik setempat.
Baca juga: Kisah Mayat dengan Penampilan Paling Mewah di Dunia Ini Ternyata Menyimpan Masa Lalu yang Tragis
Lalu, siapakah pemilik dari peti mati yang dihancurkan tersebut?
Dilansir dari Global Times, peti mati itu ternyata milik para warga desa.
Mereka secara sukarela menyerahkan peti mati miliknya dan diberi penghargaan sebesar 1.000 yuan atau Rp2 juta.
Meskipun demikian, media setempat melaporkan, ada juga warga yang dipaksa berpisah dengan peti mati milik mereka.
Sekadar tahu, seringkali peti mati itu dibuat dari kayu yang bagus dan diberi hiasan, yang harganya sekitar 5.000 yuan atau Rp10 juta.
Nah, kegiatan penghancuran peti mati ini sejalan dengan sebuah prakarsa pemerintah pusat untuk mengurangi konsumerisme dari tradisi pemakaman, seperti menguburkan jenazah di tanah.
Untuk itu, pemerintah mempromosikan cara pemakaman yang lebih ramah lingkungan.
Source | : | shanghaiist |
Penulis | : | Khena Saptawaty |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR