Find Us On Social Media :

DKW Union 1958, Buah Kesabaran Berburu

By Motorplus, Senin, 27 April 2015 | 10:19 WIB
()

Bagi Donny Arianto Nugroho, warga Taman Mini, Jakarta Timur. Benda antik adalah suatu nilai artistik tersendiri. “Saya memang senang benda antik, apapun itu, termasuk motor ini yang merupakan buah kesabaran saya dalam berburu,” buka Ony sapaan akrabnya. Buktinya ada di DKW Union 1958, Buah Kesabaran Berburu ini.

Gimana enggak sabar? Soalnya selama 6 bulan, Ony kudu cari sendiri yang orisinal, berburu ke beberapa junkyard dibeberapa daerah. “Waktu itu sulit sekali barangnya, sempat beberapa kali ditawarin kawan, namun sayang udah rekondisi. Saya enggak mau,” terang suami dari Yulianti ini.

Setelah sekian lama berburu dan nyaris kecewa karena enggak dapat-dapat, akhirnya salah satu koleganya menawarkan unit DKW Union 1958, Buah Kesabaran Berburu. “Waktu itu saya lagi diluar kota, dikirimin foto via BBM, langsung deh saya samperin. Waktu itu, lokasinya di Jawa Tengah,” sambung ayah 3 anak ini.

Namun sayang sekali, ketika didapatkan kondisinya bikin miris. “Enggak apa-apa deh, yang penting masih sebagian besar orisinal,” tambah pengusaha bidang agency modelling ini.

PERAWATAN KHUSUS

Berhubung statusnya sebagai motor impor dan enggak masuk ke Indonesia secara resmi. Maka perawatan khusus kudu dilakukan. “Waktu saya dapat, karburatornya bermasalah terus. Dapat solusinya, saya tukar pakai karburator Honda bebek,” terang Ony yang lupa tipe motor Hondanya.

Untuk perawatan DKW Union 1958, Buah Kesabaran Berburu ini, Ony percaya mekanik langganannya. “Setiap 2 minggu sekali dicek motornya, dipanasi, dan sesekali dipakai untuk jalan-jalan sore hari,” tambah Ony. Ketika coba dinyalakan, mesin dua langkah dengan satu busi ini pun masih terdengar halus, sayup-sayup sebagai bukti terawatnya mesin buatan Jerman ini.

CAT

Kelir oranye menyala tetap Ony pertahankan. “Saya agak anti dengan yang namanya cat ulang, paling saya poles dan wax saja,” wantinya. Terbukti saat EM-Plus lihat motornya ke lokasi, motor tersebut masih ada beberapa kropos yang sengaja dibiarkan sebagai tanda orisinalitas.

VARIASI PENDUKUNG

Ony juga doyan kustom tanpa menghilangkan orisinalitas pabrikan. “Tahun segitu (1958; red) mungkin enggak ada aksesoris khusus DKW, iseng saya tambahin boks, eh ternyata cocok,” tutup Ony. (www.motorplus-online.com)